Menurut William D.Brooks (dalam Rahkmat, 2005:105) bahwa dalam menilai dirinya seseorang ada yang menilai positif dan ada yang menilai negatif. Maksudnya individu tersebut ada yang mempunyai konsep diri yang positif dan ada yang mempunyai konsep diri yang negatif.
Tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah :
- Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang ini mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
- Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain.
- Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain.
- Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak di setujui oleh masyarakat.
- Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.
Dasar
konsep diri positif adalah penerimaan diri. Kualitas ini lebih mengarah
kekerendahan hati dan kekedermawanan dari pada keangkuhan dan
keegoisan. Orang yang mengenal dirinya dengan baik merupakan orang yang
mempunyai konsep diri yang positif.
Tanda-Tanda individu yang memiliki konsep diri negatif adalah :
- Peka terhadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya dan mudah marah atau naik pitam, hal ini berarti dilihat dari faktor yang mempengaruhi dari individu tersebut belum dapat mengendalikan emosinya, sehingga kritikan dianggap sebagi hal yang salah. Bagi orang seperti ini koreksi sering dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam berkomunikasi orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai logika yang keliru.
- Responsif sekali terhadap pujian. Walaupun ia mungkin berpura-pura menghindari pujian, ia tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian. Buat orang seperti ini, segala macam embel-embel yang menjunjung harga dirinya menjadi pusat perhatian. Bersamaan dengan kesenangannya terhadap pujian, merekapun hiperkritis terhadap orang lain.
- Cenderung bersikap hiperkritis. Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan siapapun. Mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain.
- Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan, karena itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan, berarti individu tersebut merasa rendah diri atau bahkan berperilaku yang tidak disenangi, misalkan membenci, mencela atau bahkan yang melibatkan fisik yaitu mengajak berkelahi (bermusuhan).
- Bersikap psimis terhadap kompetisi. Hal ini terungkap dalam keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia akan menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya. Pernyataan lain menyebutkan bahwa individu yang memiliki konsep diri negatif maupun positif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (Rini, 2002:http://www.e-psikologi./com/dewasa/1670502.htp).
Individu yang memiliki konsep diri negatif meyakini
dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat
apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan
kehilangan daya tarik terhadap hidup. Individu ini akan cenderung
bersikap psimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya.
Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai
halangan. Individu yang memiliki konsep diri negatif akan mudah menyerah
sebelum berperang dan jika ia mengalami kegagalan akan menyalahkan diri
sendiri maupun menyalahkan orang lain.
Individu yang memiliki konsep diri positif
akan bersikap optimis, percaya diri sendiri dan selalu bersikap positif
terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialami.
Kegagalan tidak dipandang sebagai akhir segalanya, namun dijadikan
sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah kedepan.
Individu yang memiliki konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya
sendiri dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi
keberhasilan di masa yang akan datang.
Dengan melihat uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik konsep diri
dapat dibedakan menjadi dua yaitu konsep diri positif dan konsep diri
negatif, yang mana keduanya memiliki ciri-ciri yang sangat berbeda
antara ciri karakteristik konsep diri positif dan karakteristik konsep
diri yang negatif.
Individu yang
memiliki konsep diri positif dalam segala sesuatunya akan menanggapinya
secara positif, dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat
bermacam-macam tentang dirinya sendiri. Ia akan percaya diri, akan
bersikap yakin dalam bertindak dan berperilaku. Sedangkan individu yang
memiliki konsep diri negatif akan menanggapi segala sesuatu dengan
pandangan negatif pula, dia akan mengubah terus menerus konsep dirinya
atau melindungi konsep dirinya itu secara kokoh dengan cara mengubah
atau menolak informasi baru dar lingkungannya.